Sebut
aja deh namanya Tuan Pantang Menyerah. Saya sama sekali nggak kenal langsung
sama Tuan yang satu ini. Sama sekali belum pernah ketemu, nggak tau orang nya
gimana, wajahnya juga nggak tau. Sama sekali orang asing yang tiba-tiba aja
masuk ke dalam hidup saya. Orang asing yang mungkin Tuhan ijinkan untuk saya
kenal untuk mengajarkan saya tentang semangat hidup dan pantang menyerah.
Anyway, saya kenal dengan Tuan Pantang
Menyerah ini lewat telepon. Salah satu teman saya nun jauh disana ngasih nomor
handphone saya dan akhirnya kami sering sms an bahkan telepon-teleponan.
Orangnya ramah, suaranya halus banget kayak penyiar radio (sementara saya
cablaknya minta ampun), sering ngasih semangat dan motivasi. Cerita hidupnya
udah panjang banget.
Dulunya dia sempat kuliah di salah
satu universitas di kota saya tinggal. Jurusan Teknik Geologi. Saya aja baru
dengar ada jurusan ini di universitas itu. Jurusan yang saya sama sekali nggak
pernah terpikir buat manusia-manusia tipe saya buat masuk ke situ. Mereka
kuliah apaan ya??. Tapi, karena keadaan ekonomi akhirnya Tuan Pantang Menyerah
ini harus ninggalin bangku kuliahnya yang waktu itu udah semester 6. Padahal
dia udah bela-belain kerja sana sini buat nutupin biaya kuliahnya, ngurus
beasiswa dari kota tempat asalnya, tapi tetap aja nggak bisa nutupin biaya
kuliahnya. Akhirnya Tuan Pantang Menyerah ini dengan berat hati harus berhenti.
Apa aja dikerjai asal untuk bertahan hidup di kerasnya ibu kota. Mulai dari
Medan, Surabaya sampai ke Jakarta dijalani. Pengalaman hidupnya udah luar biasa
menurut saya.
Tuan yang satu ini nyeritain semua
pengalamannya ama saya yang saat itu lagi down banget karena penelitian saya
yang nggak kelar-kelar, biaya penelitian yang nggak tau bakal dapat dari mana,
kapan saya wisudanya. Dia ngajarin saya untuk TETAP BERSYUKUR, meMULAI DAN
MENGAKHIRI HARI DENGAN DOA DAN UCAPAN SYUKUR, JANGAN GAMPANG NGELUH, JANGAN
GAMPANG NYERAH dan TETAP SEMANGAT.
Waktu semua teman-teman saya yang lain sibuk dengan pergulatan hidupnya
masing-masing, Tuan yang satu ini masih sempat ngasih motivasi buat saya.
Kalo dibandingin ama nasib dan permasalahan dia
ini, apa yang saya alami sekarang NGGAK ADA APA-APANYA. Sama sekali nggak
sebanding dengan yang dia alami. Saya akhirnya sadar, saya jauh lebih beruntung
dari dia. Sangat jauh lebih beruntung dari dia. Saya masih punya orang tua
lengkap yang mendukung saya sepenuhnya. Walaupun secara ekonomi juga kami hidup
serba sederhana, tapi keterbatasan itu harusnya nggak jadi dinding penghalang
buat saya. Justru sebaliknya harusnya memacu saya buat tetap semangat dan nggak
gampang nyerah.
Dan ketika saya menyerahkan semua
masalah, beban hidup, cerita sedih saya, semua keluhan saya sama TUHAN,
semuanya berubah. TUHAN membuka kan kesempatan sekali lagi untuk saya.
Kesempatan untuk ngerjain skripsi saya, kesempatan untuk saya bisa ngusahain
dana penelitian saya sendiri, kesempatan untuk bisa HIDUP DAN BERSYUKUR, kesempatan untuk MENGENAL DAN BERMANFAAT BAGI
ORANG LAIN. Yang paling penting kesempatan untuk NGGAK NYERAH PADA APAPUN YANG MENJATUHKAN
SAYA DAN BANGKIT KEMBALI.
Terima kasih atas kesemptan yang Tuhan
berikan. Terima kasih karena udah ngasih saya kesempatan buat ngobrol dengan si
Tuan Pantang Menyerah yang walaupun saya nggak kenal orangnya, tapi ia udah
ngembalikan semangat saya dan ngajarin untuk nggak nyerah.
Thomas Alfa Edison aja baru berhasil
nyiptain bola lampu pada percobaan ke 1000 sekiannya. Jadi kenapa saya nggak
bisa niru semangat nya Mas Edison?. Tuhan sudah buka jalan dan mengulurkan
tanganNya. Giliran saya yang harus meraih dan berjalan bersamaNya. Nggak ada
yang sia-sia kalau kita berjalan dan berharap hanya pada Tuhan.
Tulisan ini saya
dedikasikan untuk teman dan saudara yang belum saya kenal seutuhnya,bg Omi...Terima
kasih atas kesempatan bisa mengenal dan belajar banyak dari mu, Brothda.....\(^0^)/...
Please, jangan
pernah menyerah, Brothda...
No comments:
Post a Comment