Wednesday, December 28, 2011

Cerita Q tentang TUAN PANTANG MENYERAH


Sebut aja deh namanya Tuan Pantang Menyerah. Saya sama sekali nggak kenal langsung sama Tuan yang satu ini. Sama sekali belum pernah ketemu, nggak tau orang nya gimana, wajahnya juga nggak tau. Sama sekali orang asing yang tiba-tiba aja masuk ke dalam hidup saya. Orang asing yang mungkin Tuhan ijinkan untuk saya kenal untuk mengajarkan saya tentang semangat hidup dan pantang menyerah.
          Anyway, saya kenal dengan Tuan Pantang Menyerah ini lewat telepon. Salah satu teman saya nun jauh disana ngasih nomor handphone saya dan akhirnya kami sering sms an bahkan telepon-teleponan. Orangnya ramah, suaranya halus banget kayak penyiar radio (sementara saya cablaknya minta ampun), sering ngasih semangat dan motivasi. Cerita hidupnya udah panjang banget.
          Dulunya dia sempat kuliah di salah satu universitas di kota saya tinggal. Jurusan Teknik Geologi. Saya aja baru dengar ada jurusan ini di universitas itu. Jurusan yang saya sama sekali nggak pernah terpikir buat manusia-manusia tipe saya buat masuk ke situ. Mereka kuliah apaan ya??. Tapi, karena keadaan ekonomi akhirnya Tuan Pantang Menyerah ini harus ninggalin bangku kuliahnya yang waktu itu udah semester 6. Padahal dia udah bela-belain kerja sana sini buat nutupin biaya kuliahnya, ngurus beasiswa dari kota tempat asalnya, tapi tetap aja nggak bisa nutupin biaya kuliahnya. Akhirnya Tuan Pantang Menyerah ini dengan berat hati harus berhenti. Apa aja dikerjai asal untuk bertahan hidup di kerasnya ibu kota. Mulai dari Medan, Surabaya sampai ke Jakarta dijalani. Pengalaman hidupnya udah luar biasa menurut saya.
          Tuan yang satu ini nyeritain semua pengalamannya ama saya yang saat itu lagi down banget karena penelitian saya yang nggak kelar-kelar, biaya penelitian yang nggak tau bakal dapat dari mana, kapan saya wisudanya. Dia ngajarin saya untuk TETAP BERSYUKUR, meMULAI DAN MENGAKHIRI HARI DENGAN DOA DAN UCAPAN SYUKUR, JANGAN GAMPANG NGELUH, JANGAN GAMPANG NYERAH dan TETAP SEMANGAT. Waktu semua teman-teman saya yang lain sibuk dengan pergulatan hidupnya masing-masing, Tuan yang satu ini masih sempat ngasih motivasi buat saya.
Kalo dibandingin ama nasib dan permasalahan dia ini, apa yang saya alami sekarang NGGAK ADA APA-APANYA. Sama sekali nggak sebanding dengan yang dia alami. Saya akhirnya sadar, saya jauh lebih beruntung dari dia. Sangat jauh lebih beruntung dari dia. Saya masih punya orang tua lengkap yang mendukung saya sepenuhnya. Walaupun secara ekonomi juga kami hidup serba sederhana, tapi keterbatasan itu harusnya nggak jadi dinding penghalang buat saya. Justru sebaliknya harusnya memacu saya buat tetap semangat dan nggak gampang nyerah.
          Dan ketika saya menyerahkan semua masalah, beban hidup, cerita sedih saya, semua keluhan saya sama TUHAN, semuanya berubah. TUHAN membuka kan kesempatan sekali lagi untuk saya. Kesempatan untuk ngerjain skripsi saya, kesempatan untuk saya bisa ngusahain dana penelitian saya sendiri, kesempatan untuk bisa HIDUP DAN BERSYUKUR, kesempatan untuk MENGENAL DAN BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN. Yang paling penting kesempatan untuk NGGAK NYERAH PADA APAPUN YANG MENJATUHKAN SAYA DAN BANGKIT KEMBALI.
          Terima kasih atas kesemptan yang Tuhan berikan. Terima kasih karena udah ngasih saya kesempatan buat ngobrol dengan si Tuan Pantang Menyerah yang walaupun saya nggak kenal orangnya, tapi ia udah ngembalikan semangat saya dan ngajarin untuk nggak nyerah.
          Thomas Alfa Edison aja baru berhasil nyiptain bola lampu pada percobaan ke 1000 sekiannya. Jadi kenapa saya nggak bisa niru semangat nya Mas Edison?. Tuhan sudah buka jalan dan mengulurkan tanganNya. Giliran saya yang harus meraih dan berjalan bersamaNya. Nggak ada yang sia-sia kalau kita berjalan dan berharap hanya pada Tuhan.


Tulisan ini saya dedikasikan untuk teman dan saudara yang belum saya kenal seutuhnya,bg Omi...Terima kasih atas kesempatan bisa mengenal dan belajar banyak dari mu, Brothda.....\(^0^)/...
Please, jangan pernah menyerah, Brothda...

No comments:

Post a Comment