AnakKu yang terkasih, Aku hampir tidak percaya ketika membaca
suratmu. Bukankah baru beberapa minggu yang lalu engkau berjanji tidak
akan menyerah? Aku tahu, mungkin minggu-minggu ini terasa sangat sulit
bagimu, tapi, anakKu, kuatkan hatimu. Tetaplah berlari dalam track yang
sudah kusediakan karena Aku tahu yang terbaik bagimu. Bila kau merasa
lelah, berhentilah sejenak, ambil roti dan air hidup yang PutraKu telah
tawarkan dan makanlah. Aku yakin, setelah kau mendapatkan keduanya, kau
akan merasa segar kembali. Setelah itu, tarik nafas dalam-dalam dan
mulai langkahkan kakimu untuk bergerak maju. Fokuskan pandanganmu pada
apa yang ada di depanmu, pada tujuan yang kau miliki, yaitu
menyelesaikan perlombaan dan menjadi juara.
Buanglah
kemarahan dan sakit hati yang menghantui pikiranmu. Amarah dan sakit
hati itu tidak ada gunanya, hanya menguras tenaga dan menghambatmu
mencapai tujuan. Terkadang Aku mengijinkan hal-hal yang buruk terjadi
karena Aku ingin melatihmu. Aku ingin kaki-kakimu menjadi lebih kuat
daripada sebelumnya. Dengan begitu engkau dapat berlari dengan lebih
cepat. Berhentilah mengasihani dirimu sendiri, berdirilah tegap, dan
punyailah mental seorang pemenang. Seorang pemenang, bukan dilihat dari
berapa kali ia sukses meraih gelar juara. Di mataKu, seorang pemenang
adalah seorang yang tidak pernah menyerah terhadap kegagalan, yang mau
bangkit setiap kali ia jatuh. Karena itu, jangan pernah menyerah ketika
kau jatuh tersandung kerikil-kerikil di sepanjang jalanmu. Jangan pula
kau merasa malu terhadap dirimu sendiri. Angkat kepalamu dan teruskan
perjalananmu mencapai finish.
Ketika pertandingan dimulai,
Kuharap kau bisa mengacuhkan omongan orang-orang yang menonton di
bangku stadion. Jangan merasa sombong karena pujian atau karena kau
diunggulkan. Pujian dan pengagungan yang keluar dari mulut mereka
terkadang hanya sekedar basa-basi di depan para juara. Tak jarang,
kata-kata manis itu akan segera berubah menjadi kritikan pedas dan
kecaman ketika para juara itu gagal. Karena itu, kau juga tidak perlu
risau ketika mendengar pernyataan-pernyataan skeptis yang mengatakan
engkau pasti kalah. Kau bukan bertanding atas kemauan mereka. Kau juga
tidak hidup berdasarkan omongan mereka. Pelari yang berpengalaman tahu
akan hal itu. Karena itu, tidak usah pusing dengan perkataan-perkataan
mereka. Fokuskan pikiranmu pada tujuan yang semula, bukan untuk
mendapatkan pujian atau penghargaan dari orang lain, tapi untuk
menyelesaikan pertandingan. Aku, Pelatihmu, tidak pernah meragukan
kemampuan yang kau miliki. Aku tahu seberapa besar potensi yang ada
padamu dan Aku tahu kau pasti bisa mencapai garis finish dengan
gemilang.
Yang mengasihimu :
Ayahmu, Pelatihmu, Sahabatmu, Penonton setiamu
No comments:
Post a Comment